Prasangka

            Apa kabar kamu disana? Tidakkah kau tersiksa atas semua kesalahan yang telah kau perbuat? Atau kau malah menikmati setiap baris peristiwa yang terekam dalam suasana ketidakpedulianmu? Rupanya kau begitu naif, atau lebih tepat kalau dibilang licik?

            Ingatkah kau? Tatkala kau menempatkan diriku di situasi yang memojokkanku? Kau memaksaku tuk trus berusaha menggali kepedihan, kesedihan, di atas kebahagiaan diri yang tersembunyi oleh kabut pengharapan. Bukankah, telah kuterbangkan dirimu menuju batas tertinggi dengan sayap-sayap harapanku, yang sebenarnya tanpa kusadari mulai lenyap helai demi helainya. Serta kepakannya, yang lambat laun semakin tak berirama seiring dengan besarnya keputusasaan?

            Telah kusampaikan dirimu kepada puncak kebahagiaan yang dapat kuciptakan, melampaui ego serta ketamakan, melampaui hasrat duniaku sendiri. Tapi yang terjadi tak semanis ekspektasi yang kuciptakan, yang terbayangkan olehku. Bahkan kau memberontak, seakan-akan kau kubawa terbang menuju puncak tebing penyiksaan yang menguras semua perhatian.

            Sungguh... Tak sedikitpun aku berniat tuk menyakiti dirimu, menggunakanmu, hanya demi memuaskan egoku yang tak ada akhirnya, hanya memuaskan hasrat sesaatku. Malahan, aku yang terbuai, jatuh kedalam jurang tak kasat mata yang kau ciptakan dari pengharapan yang tak pernah kau wujudkan. Tertimpa oleh keputusasaan, tak berkutik ku menghadapinya, terdiam olehnya, hanya ditemani kesunyian yang terelakkan.

            Bisa-bisanya, kamu malah memanfaatkan segala ketidakberdayaanku, mencabik-cabik sayap harapanku, yang telah susah payah kukembangkan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejuta Kesan

Alasan