Kebohongan

           Wahai, kau yang menerbangkan diriku di strata tertinggi serta menyisakan kepedihan atas masa lalu yang tak terperi. Tak bisakah kau menghilang dan membiarkan diriku berjalan di muka bumi bertemankan kelapangan yang menyejukan serta tak pernah membuat diriku menyesal sedikitpun?

          Tikaman demi tikaman yang kau tujukan padaku dahulu membuat diriku tersadar bahwa kita sekalipun takkan selalu bisa mengharapkan ekspektasi berkepanjangan dalam kesadaran kita. karena, sesungguhnya ia bagaikan candu yang menjerat serta menjebak kesadaran agar tak pernah dapat menjadi sebuah kenyataan. 

          Kita, yang terjebak dalam rutinitas yang menjerat, mencabik-cabik, serta melenyapkan kebebasan yang terlalu jauh tuk dapat kita raih di dalam dunia yang penuh dengan keegoisan serta kebohongan ini. 

           Sebuah pemikiran yang menjerat lagi memicu sebuah respon alam bawah sadar yang terhalangi ego. Kita, terlalu bodoh untuk dapat menyadari sebuah konsekuensi yang selalu ada dalam setiap pilihan yang kita buat, atau dapat dibilang "RESIKO" atas ketidakadilan yang mencekam kesadaran? Masih dan akan selalu ada disana, disisimu. Janji-janji yang membutakan hati, hingga membiarkan ego mengambil alih.

         Lucu bukan? ketika hal yang paling manis dalam hidupmu di renggut oleh ketidakadilan sesaat yang membutakan sehingga membiarkan ego mengambil alih? Ah, kebanyakan kita selalu memakai topeng dalam kesehariannya. Sehingga semua orang yang berada disekitarnya tertipu oleh tindak tanduk yang dia peragakan. "Mengapa?" ah, sebuah pertanyaan klasik bukan...
Mengapa? karena mereka terlalu takut untuk memperlihatkan diri mereka sendiri, terlalu malu untuk menampakkan kelemahan mereka sendiri di hadapan orang lain.  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prasangka

Sejuta Kesan

Alasan